Haloooooo…
Haloooooo…
test test.
Setelah beberapa minggu lalu ngshare tentang daulat kali ini
mau kembali ke jalur awal.
Ada cerita baru lohhh.
Pada kangen ya. hehehe.
Kali ini cerita nya dapat ide dari kakak ku yang paling
manis dan kalah manis nya sama aku. Siapa ya dia.
Kasih tau gak yaa?
dia itu loh yang namanya Kak HENI. Ayoo, siapa yang kenal. Angkat kaki
nya. Hehehe.
Kita langsung ke cerita pendek nya ya.
BONGKAHAN ES DI HATI LUC**
kenal kan nama ku lucia. Gimana indah kan namanya? Seindah dengan
orangnya. Aku punya temen namanya Hana,
dia temen baik ku. Bisa di bilang begitu lah.
Dibilang sahabat juga nggak. Kita cuma temen baik aja. Aku selalu cerita
sama hana soal apa aja yang aku alami, termasuk masalah yang satu ini. Masalah
tentang orang yang aku suka. Aku sekarang kelas XII SMA. Nggak
terasa uda mau selesai.
Kembali ke cerita sebelumnya aku selalu menceritakan semua
yang ku alami sama hana. Ya bisa dikatakan curhat lah. Sampai masalah ayam
tetangga yang hilang aku juga cerita ke dia. Emang penting ya?
hana berniat membantu ku untuk berkenalan dengan uci.
“lucia, sini aku
bantuin dekati kamu kedia” hana mencalonkan dirinya tanpa disuruh. Teman yang
baik.
“bagus juga tuh” aku pun mengiyakan.
Pada awalnya semua baik-baik aja. Hana memulai nya dengan
sangat bagus. Hana mulai dekat dengan
uci, mereka mulai terlihat begitu akrab. Apa yang mereka bicarakan biasanya
hana meceritakannya pada ku. Awalnya itu
gak ada yang di sembunyikan. Namun akhirnya hana mulai enggan bercerita lagi.
“han, kalian tadi bicara apa” aku ingin tahu sekali. “maaf
jadi kepo”
“gak bicarain apa-apa kok.”
“kasih tahu aku doank” aku memaksa. Tapi secara halus, tidak
sampai membully.
“ntar dia marah sama ku.”
“kok marah sih?” ku bertanya dengan penuh keheranan.
“yaudah gak apaapa kalau gak mau kasih tahu” kata ku lagi.
“tapi kamu tenang aja. Aku uda bilang kalau kamu suka sama
dia. Tapi dia nya malah marah sama aku. maaf ya”
“yeee, kok dibilang sih” Kata ku pada hana.
“nggak aku kasih tahu, dia juga uda tahu sendiri kok dari
teman-teman yang lain. Teman-teman sekelas uda pada tahu kan kalau kamu itu suka sama
dia lucia. di kelas mereka aja uda pada tahu” kata hana.
"kok bisa" kata ku.
"mana aku tahu. katanya dia malu" kata hana lagi.
"yaudah lah. males pun aku lama-lama liat dia" aku pergi meninggalkan hana.
*************
Sekarang Hana jauh lebih banyak tahu mengenai dia dibanding
aku. aku jadi bingung ya suka aku apa hana. Kok malah dia yang lebih tahu
banyak. Aku mulai resah dengan itu. Setiap kali aku bertanya soal dia. Hana
nggak mau cerita lagi. perlahan hana mendekat
ke uci. mereka ketawa-ketawa bareng, pulang bareng,dan lainnya. Uci itu orang yang aku suka. Dia
gak satu kelas sama aku. dia XII IPA 1 sedangkan aku dan hana XII IPA 2.
“aku nggak bakalan nanya-nanya lagi ke hana soal uci.” Aku
berkata dalam hati.
Tanpa di duga ternyata hana jadian sama uci. Aku terkejut bagaikan tersambar petir disiang bolong. Tapi aku gak marah sama hana. Kenapa aku harusa marah? Mungkin uci nya gak suka
sama aku dan sukanya sama hana.
Beberapa bulan berlalu. Hana masih sama uci. Sedang kan aku
masih begini-begini aja.
Hingga tiba saatnya hana merayakan ulang tahun nya yang ke
17. Aku di undang dan aku harus pergi.
Dirumah aku bingung mau pergi bareng siapa. Orang rumah gak
ada yang mau nganterin. Apalagi ini acaranya malam. Aku memutuskan untuk pergi
sendirian.
Belum sempat keluar dari pagar rumah. Tiba-tiba handphone ku
berdering. Ternyata pesan masuk dari hana.
“lucia, kamu berangkat bareng uci aja ya. aku uda suruh dia ke rumah kamu”
“apa aku pergi bareng uci?” aku berkata dalam hati. “berdua
aja”
Saatnya aku bilang WAW.
Orang yang ditunggu tiba.
aku segera naik ke atas sepeda motornya. Sepanjang perjalanan kami tidak
berkata sepatah kata pun. Sampai akhirnya kami tidak ketempat tujuan.
“maksih ya uci” kata ku pada uci.
“sama-sama” kata uci balik pada ku sambil tersenyum.
*dia tersenyum pada ku. Ini pertama kalinya* “WAW” aku
berteriak kesenangan sampai tamu-tamu si hana memperhatikan ku.
aku tetap focus berjalan kedepan untuk mengilangkan rasa malu kku dan segera menghampiri hana.
“happy birthday hana” kata ku sembari memeluk hana.
“ini” aku memberikan hadiah yang sudah aku persiapkan.
“maksih ya lu” kata hana pada ku.
Akhirnya tiba saatnya ke acara pemotongan kue. Kira-kira
hana ngasih potongan kue pertamanya buat siapa ya? nggak perlu mikir panjang
untuk menjawab petanyaan itu. Sudah pasti dia bakalan kasih ke uci.
Hana memberikan potongan kue pertamanya itu pada uci.
Tentu saja pasti si uci nerimanya dengan senang hati. Ingin rasanya aku keluar dari tempat itu dan
tidak melihat kejadian itu.
“lucia” suara panggilan itu seperti suaranya uci. Aku menoleh
ke sumber suara.
“kau mau.” Uci menawarkan potongan kue pertama hana itu pada ku.
“gak usah.” Aku menolaknya.
“gak apa-apa. ini.” Uci pergi meninggalkan ku dengan
sepotong kue di tangan. Aku sempat melihat ke arah hana. Hana melihat ke arah
ku. “mudah-mudahan hana gak liat yang tadi” kata ku dalam hati.
Aku takut dia salah paham entar berabeh lagi urusannya. Aku memutuskan pulang duluan sebelum acara
itu selesai.
“hana, aku balik duluan ya. maaaf ga bisa lama” kata ku
pamit pada ku.
“makasih ya uda datang.” Hana tersnyum pada ku.
“tunggu lucia. Pulangnya bareng aku aja.” Kata uci
tiba-tiba.
“loh, kan acara ultah aku belum selesai uci. Kok kamu
pulangnya duluan sih” kata hana cemberut.
“aku gak bisa lama. Ada acara keluaga lagi nanti. Bye” uci
meninggalkan hana dan menarik tangan ku.
Sampai diparkiran dan di depan sepeda motor uci.
“lucia, aku bingung kenapa setiap aku di dekat kamu ada
sesuatu yang berbeda yang aku rasain” uci membuka pembicaraan.
“sama aku juga” kata ku polos.
“kenapa ya?” Tanya uci.
“iya kenapa ya” aku malah nanya balik. Aku tahu itu perasaan
apa.
Kalau aku mengungkapkannya kan gak mungkin. Uci uda milik
orang lain.
“daripada kita nanya kenapa mengapa, mending kita pulang aja
sekarang.” Kata ku pada uci.
aku takut hana melihat kami.
Uci melajukkan sepeda motornya, dan aku pun tiba dirumah ku.
************
Keesokan harinya di sekolah.
“hana, pulang bareng yuk.” Ajak ku pada hana beberapa menit setelah bel
pulang berbunyi.
“kalau mau pulang uda pulang duluan sana” kata hana ketus
dan meninggalkan ku sendirian.
“yaudah deh” kata ku.
Aku berjalan di koridor sekolah. Dari kejauhan aku melihat
hana dan uci sedang membicarakan sesuatu. Aku menguping sedikit pembicaraan
mereka.
samar-samar aku mendengar pembicaraan mereka. Mereka sepertinya sedang berdebat.
“uci, kenapa semalam kamu ngasih potongan kue pertama itu
sama lucia, aku kan uda kasih ke kamu, kenapa kamu kasih kedia" kata hana. kenapa juga kamu alasan acara keluarga "kalau kue itu uda kamu kasih aku, so berarti itu uda milik aku kan. kalau uda milik aku suka-suka aku doank mau kasih ke siapa" jawab uci.
*kok uci jawabnya gitu* kata ku dalam hati.
"kenapa juga kamu alasan acara keluarga cuma buat nemenin dia pulang”
kata hana.
Berarti hana kemarin itu tau tapi dia pura-pura gak tahu. Pantesan
tadi dia ketus amat bicaranya.
“aku kasihan aja sama dia. gak boleh ya dia juga kan teman mu masa kamu tega sih dia pulang sendirian malam-malam gitu” kata uci.
“masa hal yang gak penting ini kita bicarakan. Uda ayok kita
pulang aja” uci meninggalkan hana, namun hana mengikutinya dari belakang.
***********
Setelah kejadian itu aku gak pernah mau ketemu sama uci
lagi. Takut ada salah paham. Biar aja deh aku memendam perasaan itu walaupun
rasanya itu kayak bisul yang tumbuh di ketek.
Hari yang gak di tunggu-tunggu pun tiba.
Ujian nasional berlangsung selama 3 hari. Dan hari ini itu
hari terakhir ujian nasional. Dan kami tinggal siap-siap aja buat pengumuman.
Pengumuman pun tiba, semua kelas XII di sekolah ku lulus 100
%.
Dan semuanya berpencar kemana-mana setelah lulus-lulusan
itu. Ada yang mau masuk kedokteran, Ekonomi, Teknik, Pertanian, Kehutanan, dan
aku sendiri bakalan Teknik Pertambangan dan Perminyakan.
Aku gak tahu hana mau masuk apa, mungkin dia mau jadi chef. Itu
cita-citanya selama ini. Dan uci aku gak tahu mau masuk mana.
***********
Setelah 1 tahun tanpa
tidak di sengaja aku ketemu lagi sama uci. Ternyata uci sekarang kuliah jurusan
Teknik Industri di kampus yang sama dengan ku.
Dia juga masih pacaran sama si hana.
“lucia” sapa uci saat kami bertemu pertama kali di msa
kuliah ini.
“oiii” sapa ku lagi. Sok akrab banget ya aku.
“sampai sekarang aku masih bingung kenapa tiap aku dekat
kamu aku itu masih aja ngerasa ada yang beda.” Kata uci.
“sama aku juga” aku tersenyum kepadanya.
“kenapa ya” kata uci lagi.
“iya kenapa ya” kata ku lagi sembari tersenyum.
Tiba-tiba uci tertawa, dan aku pun ikut tertawa. Kami tertawa
bersama.
“kenapa” setiap kami bertemu kami selalu bertanya-tanya “kenapa
mengapa”.
Belum ada di antara kami yang menjawabnya. Sebenarnya jawaban
itu ada di hati kami. Tapi kamu belum bisa mengungkapkannya. Pasti suatu hari nanti kenapa itu akan
terjawab.
Memendam perasaan itu rasanya kayak bongkahan es ada di hati
ku.
BERSAMBUNG....
Gimana ceritanya. suka nggak?
:)