Apa kabar kalian semua?
Ku harap kalian baik-baik saja.
Selamat menjalani hari ini dan hari-hari selanjutnya dengan kegembiraan :')
Kali ini aku akan bercerita soal film korea Kim Ji Young Born 1982 nih yang aku tonton november 2019 tahun lalu. Film ini salah satu film yang penayangan nya aku nantikan di Indonesia, karena ada ajusshi gong yoo, hehe. Film ini sendiri menjadi film yang cukup kontroversi di negara asalnya Korea Selatan.
Film ini diadaptasi dari sebuah novel best selller berjudul sama yang diterbitkan tahun 2016. Novelnya pun kontroversi juga di negara asalnya ketika pertama kali diterbitkan dikarenakan alur ceritanya dianggap menyindir budaya patriarki. Aku sendiri belum baca novelnya, dan setahu ku novel ini sudah ada terjemahan bahasa indonesia nya. Jadi buat kalian yang penasaran kayak gimana novelnya, sekarang uda bisa beli terjemahannya.
Film ini dibintangi aktor ternama Gong Yoo dan Jung Yoo Mi. Sebelum film ini, keduanya pernah tampil bersama di film silenced dan train to busan, dan kabarnya train to busan akan dibuatkan season 2 nya. Mari kita nantikan kalau benar adanya.
Ketika menonton film ini aku sedih, ntah beberapa kali mata ini kelilipan, apalagi pas adegan kim ji young dengan ibunya. Menurut beberapa orang film ini biasa aja, tapi menurut sebagian orang film ini bagus. Ku tahu semua orang punya pandangan nya masing-masing terhadap film ini dan bagaimana film ini berhasil menyentuh hati para penontonnya.
Film Kim Ji-young Born 1982 ini merupakan film keluarga yang bercerita
tentang seorang perempuan muda yang harus sibuk di rumah untuk mengurus
anak dan kebutuhan keluarganya. Sebelum menikah dan memliki anak kim bekerja di sebuah perusahaan iklan, kemudian setelah ia melahirkan Kim tidak bekerja, ia menjadi ibu rumah tangga dan mengurus anak perempuannya. Ia juga harus memenuhi
ekspektasi mertuanya. Di beberapa adegan diperlihatkan bahwa Kim mudah panik ketika ibu mertuanya terganggu ketika gong yoo sang suami membantu nya didapur. Dari film ini kita bisa melihat bahwa banyak hal yang menyita pikiran kim salah satunya adalah bagaimana dia mengantisipasi setiap sindiran dari sang mertua dan orang-orang disekitarnya sejak ia di masa lalu dan masa sekarang. Dan oleh karena itu, ternyata selama ini, ia menghadapi depresi tanpa benar-benar menyadarinya, terkadang ketika ia mengalami kelelahan ia berubah menjadi seperti orang lain.
Credit: Google Image
Budaya
yang diangkat dalam film ini cukup relate dengan cerita kehidupan
sehari-hari walaupun gak semuanya. Mungkin diantara kita beberapa ada
yang merasakan apa yang dialami oleh Kim Ji Young. Jadi ketika menonton
film ini kita bisa ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang-orang yang
berperan dalam film ini.
Film ini
berhasil mengangkat budaya patriarki meskipun tidak secara langsung menyebutkan kata patriarki namun kita bisa melihat bahwa film ini ingin merekam fenomena itu dalam masyarakat. Film ini juga berhasil mengangkat isu psikologi dan kesehatan mental. Dan ingin memberi tahu kita semua bahwa wajar bagi seseorang untuk meminta pertolongan kepada ahli untuk mampu menghadapi depresi dan beban hidup seperti yang dilakukan oleh kim.
Film ini
menyampaikan beberapa kritikan yang cukup menyentil terhadap sistem dalam masyarakat. Bagaimana fenomena masayarakat yang coba diangkat dalam film ini, mulai dari kakak kim yang juga belom menikah dianggap aneh, adek kim yang sangat diperdulikan ayahnya karena ia seorang anak laki-laki, bagaimana ayah kim menyalahkan nya ketika ia menjadi korban peleceahan seksual, semua hal ini coba diangkat di film ini. Ketika menonton
film ini aku menyadari kenapa film ini bisa kontroversi dinegara
asalanya.
Berbicara bagaimana film ini mampu menyampaikan pesan dan kritikannya, kita juga patut mengapresiasi Gong Yoo dan Jung Yoo Mi yang berperan begitu sempurna sebagai pasangan suami-istri.
Gong yoo yang berperan sebagai goblin didrama terakhirnya saja berhasil
memukai kita, apalagi di film ini. Saat berperan di train to busan, Gong Yoo juga berhasil berperan dengan apik sebagai seorang ayah yang akan melindungi anak perempuannya, bapakable bgt, terus
difilm ini dia jadi suami dan ayah yang pengertian dan penyayang. Idaman
bgt gak sih. hehe :')
Gong Yoo sebagai suami kim terus mendorong istrinya untuk menemui psikiater untuk mendapat pertolongan, ketika ia tau bahwa kim sedang mengalami masalah kesehatan mental.
Credit Geogle images
Jung Yu Min sebagai Kim Ji young juga sungguh keren sekali. Dia mampu menyampaikan pesan kepada penonton bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Difilm ini dia berhasil berperan sebagai ibu rumah tangga yang batinnya depresif.
Jung Yu Min sebagai Kim Ji young juga sungguh keren sekali. Dia mampu menyampaikan pesan kepada penonton bahwa dia sedang tidak baik-baik saja. Difilm ini dia berhasil berperan sebagai ibu rumah tangga yang batinnya depresif.
Pemeran ibu Kim Ji Young juga keren sekali, ia berhasil menjadi sosok ibu yang tangguh yang mampu merasakan penderitaan yang dialami anak perempuannya jauh lebih baik dibandingkan siapun. Jujur di adegan ini berhasil membuat aku menitihkan air mata. huhu :'(
Melalui film ini kita akan melihat diri kita, kakak kita, ibu kita, teman kita, orang-orang sekitar kita didalam kehidupan Kim Ji Young. Di film ini kita akan melihat soal perempuan, patriarki, serta kehidupan wanita pasca menikah.
Untuk perempuan diluar sana sebagai ibu rumah tangga maupun sebagai ibu pekerja, semangat untuk kalian dan saya. Semoga kita selalu bahagia menjalani peran yang kita jalani saat ini dan kedepannya.