nii kelanjutan
ceritanya...
"tristan tahu ya lisa"..
"mungkin aja, ke rumah nya
yuk."
"ya sudah tunggu disini aku mau
ambil kunci mobil dulu." Pergi meninggalkan aku di situ sendiri.
"maaf lama nunggu." riski
datang dengan kunci di tangan kanannya.
"sebelumnya aku minta maaf ya
uda nudu kamu."
"tidak apa-apa, lisa. Aku
paham. Aku tahu perasaan mu yang kacau itu. Sebelum kita tahu siapa yang ngirim
itu, aku ga akan biarin kamu takut, aku akan selalu ada buat kamu."
Mendengar kata-kata riski itu
membuat hati ku terasa sedikit tenang. Saat bersama riski aku serasa berada di
dekat nina.
"kenapa mau ngejagain aku"
"aku udah janji sama nina,
lisa."
Aku kirain dia mau ngebantuin emang
ada rasa sama ku, eh GR aku. Cuma buat nepati janji sama nina aja. Kecewa
Berat!!
"oh, begitu ya."
"biar ga bosan, kita dengar
lagu ya,"
"terserah kamu aja, ris"
"uda lama kenal sama
tristan,?" Tanya riski seperti penasaran.
"uda dari sd. Memang
kenapa?"
ngapain sih dia nanya-nanya, orang
ga penting kayak tristan. Males bahas!!
"akrab ya sama dia" tanya
nya lagi.
"ga tahu lah, malas bahas
dia." Aku mulai bosan dengan topik pembicaraan kami ini. Riski juga
melajukan mobilnya lama sekali. Mungkin dia mau berlama-lamaan sama ku. Eh
kumat GR nya. Apa sih aku ini, Riski kan saudara kembar sahabat ku. " oh
iya, kemaren-kemaren kamu kok tahu aku sama tristan di rumah ku, dan datang
lagi. Ngefans ya." Aku geli dengan pertanyaan ku tadi.
Riski menertawakan pertanyaan ku
tadi "is, gimana sih kan aku saudara kembar nya nina."
“pasti aku tahu dari nina lah”
"maaf lupa. Namanya juga aku
sering lupa"
Didalam mobil kami asyik bercerita
hingga kami tiba di depan rumah Tristan.
**********
"tristan-tristan...."
Teriak ku dari pagar rumah nya.
"uhs, pelan-pelan aja malu tahu
di lihati tetangga." bisik riski pada ku.
"kan tetangga tristan tetangga
aku juga. Lupa ya amnesia." Kata ku pada riski.
"terserah..."
"apaan sih lisa. Teriak-teriak
di rumah orang. Ini bukan hutan tahu." tristan nyerocos setelah ke luar
dari rumah nya itu.
"dari tadi di panggilin ga
keluar-keluar."
"ada pa, ganggu aja pun.."
"kasih masuk dulu lah,"
riki menyambung.
" masuk lah. kalau mau di luar
ya di luar aja," Tristan kumat gilanya. Marah kali di ganggu, ga minta
ijin datang. memangnya kalau ganggu orang mesti ijin, hehhee.
aku langsung menuju topik, tanpa
berbasa-basi "mau tanya sebelum nina kecelakaan kamu sempat lihat dia kan
di sekitar rumah kita"
"iya, kenapa?"
"bisa, ceritaain sama
kita" Riski menyambung.
"gini, kemaren itu, aku lihat
nina habis keluar dari toko di depan sana,sebelum terjadi kecelakaan. Aku
tumben aja kenapa si nina keliaran malam-malam di sini. aku kira dia baru
pulang dari rumah kamu lisa, makanya aku tanya dia ada nggak ketemu sama
kamu." Tristan menjelaskan.
"Tapi biasanya kalau nina mau
dating kerumah ku pasti dia kasih tahu aku dulu. Aku nggak ada jumpa sama dia.
Kalau pun ada pasti ibu ngasih tahu kalau nina emang datang waktu aku tidur,"
"kita harus nyelidiki siapa
pengirim paket-paket itu ke kamu lisa." Riski memberi semangat pada ku,
aku senang kalau dia sudah berbicara seakan-akan dia itu nina. Aduh, gimana nih
kalau aku terus dekat dengan riski berarti aku ga bisa melupakan nina. Gawat.
"ya udah, besok kan minggu,
kita selidiki aja", kata ku pada mereka.
uda hampir setengah bulan tidak ada paket yang datang.
***********
"malam ini, dingin sekali.
memejam kan mata susah bener. akh dengerin radio aja lah." ini....ini kan
lagu yang aku dengar di mobil riski. Jadi ingat riski lagi nii. Kira-kira lagi
apa ya dia. Aku terus memikirkannya hingga terlelap tidur dan berharap memimpikannya.
Belum sempat membuka mata, terdengar
sesorang mengetuk pintu kamar.
"sayang, bangun ada teman kamu
di bawah tuh" kata ibu di balik pintu. "apa? iya bu tunggu
bentar". Pasti itu riski sama tristan , aduh gimana nii masih bau lagi.
mandi dulu akh.
Maaf ya kalau kalian berdua nunggu
lama.
Selesai mandi aku langsung
menghampirin mereka di ruang tamu.
"o kalian, pagi bener
datangnya. uda kangen ya sama aku. Maaf sebelumnya kalau udah lama nunggu"
aku datang dari belakang tepatnya dari kamar ku. "is, nii anak Gr nya
besar bener" Cerocos tristan.
Nii anak pagi-pagi udah cari
berantam aja. "lama ya lisa" Cerocos riski lagi "lama tahu
nunggu nya"..
"maaf deh. mau minum apa? tanya
ku pada mereka berdua.
"ga usah repot-repot lisa,
langsung ke topik aja" Kata riski tiba-tiba. Bagus deh kalau gitu, ga
habis air di rumah ku.
"kita, tunggu samapi sore
disini dan kita lihat siapa yang ngirim" Kata riski pada ku.
"terserah, aja. Yang capek kan
kalian bukan aku." Kata ku pada nya.
"biar lebih abdol kita tutup aja
pintunya, biar ga curiga, kan bisanya paket dikirim waktu pintu rumah ditutup.
Kita kan bisa lihat dari kaca jendela" kata tristan. Tumben banget nii
anak kumat pintar nya.
Bersambung....