Hari ini aku menghabiskan waktu ku
di kamar berbaring lemah.
Telepon genggam ku matikan. Aku
ingin membuat mereka khawatir dan menjenguk ku ke rumah, Tapi tak seorang yang
ku tunggu itu datang.
“Tristan benar-benar nggak jemput
aku, nggak jenguk aku juga.” Pikirku dalam hati.
“riski juga” aku cemberut di kamar sendirian.
“riski juga” aku cemberut di kamar sendirian.
“lisa, ibu sebentar ke apotik ya”
ibu menghampiri ku di kamar.
“iya, jangan lama-lama ya bu” aku berkata pada ibu.
ibu memegang dahi ku “udah nggak panas kayak tadi, nggak usah jadi kedokter ya. Minum obat juga ntar turun.” Ibu meninggalkan ku dikamar sendiri.
“iya, jangan lama-lama ya bu” aku berkata pada ibu.
ibu memegang dahi ku “udah nggak panas kayak tadi, nggak usah jadi kedokter ya. Minum obat juga ntar turun.” Ibu meninggalkan ku dikamar sendiri.
“ibu, tadi ada nggak yang cariin pas
aku tidur.” Aku bertanya pada ibu dengan suara agak di keras ku supaya ibu
mendengar ku.
“nggak ada” ibu menyahut.
“ibu, pergi ya lisa” samar-samar ku dengar.
“nggak ada” ibu menyahut.
“ibu, pergi ya lisa” samar-samar ku dengar.
“iya” sahut ku pelan.
Aku beranjak dari tempat tidur,
untuk menonton tv. Saat asyik menonoton tv suara ketukkan seseorang terdengar.
“siapa” sahut dari dalam itu.
orang itu terus mengetuk pintu,
“iya, sebentar” aku berjalan dengan sedikit pusing.
Aku membuka pintu itu. Aku melihat wanita cantik berdiri
membelakangi ku.
“cari siapa” Tanya ku pada nya.
dia membalikkan badan nya “ini rumah lisa” kata nya lagi.
“cari siapa” Tanya ku pada nya.
dia membalikkan badan nya “ini rumah lisa” kata nya lagi.
“iya benar” kata ku lagi.
“aku tika” katanya mengulur kan
tangannya.
“aku lisa” kata ku menjabat tangan
nya kembali.
Kami saling berjabat tangan dan
berpandangan.
“ayo masuk” aku mengajak nya untuk masuk.
“ayo masuk” aku mengajak nya untuk masuk.
“sebentar saya ambilkan minum dulu.”
“nggak usah repot-repot” katanya
“nggak apa-apa” aku meninggalkan nya di ruang tamu.
aku kembali dengan membawa dua cengkir teh.
“nggak apa-apa” aku meninggalkan nya di ruang tamu.
aku kembali dengan membawa dua cengkir teh.
“ayo diminum” aku menyodorkan nya
teh itu.
“ada apa ya, apa aku sebelumnya
mengenalmu” aku memberanikan diri bartanya.
“nggak, kita memang belum pernah bertemu” dia berkata dengan sopan.
“jadi, kamu kok bisa kenal sama saya.” Aku bertanya lagi.
“nggak, kita memang belum pernah bertemu” dia berkata dengan sopan.
“jadi, kamu kok bisa kenal sama saya.” Aku bertanya lagi.
“jadi begini, aku pacar nya riski.”
Kata nya lagi.
“apa” pikirku dalam hati. “riski
punya pacar? “ aku bertanya-tanya dalam hati.
hingga wanita cantik itu membuyarkan lamunan ku.
“dia nggak pernah cerita sama kamu ya.” Dia bertanya.
“iya” kata ku sedikit gugup.
“dia selalu cerita soal kamu” katanya lagi.
“jadi apa gerangan kamu datang kesini” aku bertanya dengan serius.
“beberapa hari ini riski tidak bisa di hubungi, saya sudah kerumahnya tapi kata pembantu nya dia tidak pulang sejak kemarin pagi. Jadi saya kira dia bersama mu.
Wanita itu menjelaskan pada ku.
“kemarin kami memang bersama. Trus waktu pulang kami berpisah dan aku nggak tahu lagi setelah itu dia kemana” kata ku lagi.
“jadi, kamu benar-benar tidak tahu.” Kata wanita itu.
“tidak “ kata ku.
hingga wanita cantik itu membuyarkan lamunan ku.
“dia nggak pernah cerita sama kamu ya.” Dia bertanya.
“iya” kata ku sedikit gugup.
“dia selalu cerita soal kamu” katanya lagi.
“jadi apa gerangan kamu datang kesini” aku bertanya dengan serius.
“beberapa hari ini riski tidak bisa di hubungi, saya sudah kerumahnya tapi kata pembantu nya dia tidak pulang sejak kemarin pagi. Jadi saya kira dia bersama mu.
Wanita itu menjelaskan pada ku.
“kemarin kami memang bersama. Trus waktu pulang kami berpisah dan aku nggak tahu lagi setelah itu dia kemana” kata ku lagi.
“jadi, kamu benar-benar tidak tahu.” Kata wanita itu.
“tidak “ kata ku.
Wanita itu berpamitan pulang setelah
selesai mewawancarai aku. Wanita itu seperti reporter saja.
Dengan kedatangan wanita itu secara tiba-tiba membuat keadaan ku semakin buruk saja. Apalagi ditambah dengan kebaradaan riski yang tidak diketahui.
Dengan kedatangan wanita itu secara tiba-tiba membuat keadaan ku semakin buruk saja. Apalagi ditambah dengan kebaradaan riski yang tidak diketahui.
Aku masih duduk terdiam diruang
tamu.
Suara langkah kaki mendekat kearah
rumah ku, “ ibu pulang” kata seseorang
itu dan ternyata itu adalah ibu.
“loh, lisa ngapain disini. Aturan kamu tiduran di kamar” ibu pulang-pulang langsung menasehati aku. “baru ada tamu ya” ibu melihat dua cangkir yang ada diatas meja yang belum aku kembalikan ke dapur.
“ntah, nggak tahu.” Aku kembali kekamar meninggalkan ibu yang masih berdiri di dekat pintu keheranan melihat tingkah ku.
Bersambung......
“loh, lisa ngapain disini. Aturan kamu tiduran di kamar” ibu pulang-pulang langsung menasehati aku. “baru ada tamu ya” ibu melihat dua cangkir yang ada diatas meja yang belum aku kembalikan ke dapur.
“ntah, nggak tahu.” Aku kembali kekamar meninggalkan ibu yang masih berdiri di dekat pintu keheranan melihat tingkah ku.
Bersambung......
No comments:
Post a Comment