Proses belajar mengajar sangat
membosan kan. Teman mengobrol nggak ada. Mata mulai celinga-celingu,
memperhatikan sekitar berharap seseorang akan muncul dari pintu dan mengatakan
hari ini kita libur selama 1 bulan, dikarenakan macet dijalan melanda kota ini.
Apa coba hubungan nya sekolah sama macet sama sekali nggak nyambung dan nggak
masuk akal.
Dewi fortuna kali ini benar-benar
tidak memihak pada ku. Ulangan bahasa prancis mendadak diadakan. Padahal aku
belum belajar sama sekali. “sial” aku menggerutu dalam hati. Baru aja sembuh
sakit, eh uda ada sakit lain melanda. Benar-benar tragis.
Ulangan pun dimulai. Saat ini soal
ada di depan mata. Aku mulai membolak-balikan soal dan membaca satu persatu.
Dan tak satu pun bisa ku artikan. Dengan kekuatan bintang aku pun mulai
menjawabnya. Aku tidak berharap itu semua akan benar. Akhrinya waktu yang ku
tunggu pun tiba. Bel istirahat pun berbunyi dan itu artinya ulangan mendadak
bahasa perancis berakhir.
Aku duduk di kantin sendirian, tidak
seperti biasa ditemani ke dua teman ku itu. Aku mulai berpikir ke mana aku
harus mencari mereka. Akhirnya aku mendapatkan ide untuk mencari mereka
sepulang sekolah nanti.
*********
“bu, lisa mau keluar sebentar. Boleh
ya?” Aku membujuk ibu yang sedang duduk diruang tamu.
“ya ampun lisa. Baru aja pulang
sekolah uda mau pergi lagi. Yaudah cepat pulang ya jangan malam kali
pulangnya.” Cerewet ibu.
“dah ibu.” Kata ku pada ibu.
Aku melintas di depan rumah
Tristan,dan memutuskan untuk masuk. Mana tahu aja tadi teristan pulang pas aku
sekolah. Aku mengetuk pintu itu berkali-kali. Memanggil-mangil nama Tristan.
Tak seorang pun menyahut dan membuka pintu itu. Pupus sudah harapan, rumah Tristan kosong. Aku membalikkan badan ku berjalan lambat ke arah
pagar Tristan. Tiba-tiba saja pintu rumah tristan terbuka. “seseorang telah membuka nya”
aku langsung membalikkan badan ku dan melihat orang yang membuka pintu itu
adalah Tristan.
“Tristan” aku terkejut. “aku
kiraiin, dirumah nggak ada orang” kata ku pada nya. Dia masih saja berdiri
di depan pintu tanpa ekspresi apa pun. “nii, anak kayak nya baru bangun tidur”
Pikir ku dalam hati.
“maaf ya Tristan kalau aku uda
ganggu tidur siang kamu. Ya udah aku balik dulu” aku berlari kecil keluar
pagarnya.
“gawat, bisa-bisa dia marah nii, gara-gara di ganggu,
terus nggak mau temani aku cari riski" aku berkata dalam hati kecil ku.
Saat berada di depan pagar Tristan aku
melihat kearah rumahnya sebentar. Aku masih melihat Tristan di depan pintu
dengan wajah kebinggungan. Mungkin dia kebingungan ngeliat tingkah ku tadi. Aku
berjalan masuk kembali ke rumah itu dengan perasaan takut.
“cewek aneh” celetuh Tristan.
“eh, siapa yang aneh kali. Kamu aja
tuh malas ke sekolah” kata ku pada nya.
“ada perlu apa kesini” Kata nya
lagi.
“mau minta temeni cari riski.” Kata
ku takut-takut.
“ya udah tunggu disitu aja” kata nya
meninggalkan ku didepan.
"lama ya" kata ku padanya.
"oh iya tan, kamu masih marah soal kemaren itu." tanya ku takut pada tristan.
"masih" kata nya tertawa.
"ih, kamu. Aku kan serius" Kata ku padanya.
"ih, kamu. Aku kan serius" Kata ku padanya.
Kami tertawa bersama..
Pencarian Riski di mulai….
No comments:
Post a Comment