Thursday 7 June 2012

Last Gift Part 18

Sudah hampir satu bulan aku dan Tristan tidak menemukan riski. Riski hilang begitu saja bagai ditelan bumi. Tak seorang pun yang mengetahui keberadaannya. Begitu juga dengan orangtua nya dan orang terdekat nya.
Paket-paket misterius itu juga tidak pernah dikirim lagi.
“tan, aku benar-benar menyerah” kata ku pada Tristan.
Hari ini Tristan seharian ada dirumah menemani aku karena ibu menjemput ayah dibandara.
“iya aku juga” Jawab Tristan menyetujui perkataan aku tadi.
“tapi untuk memastikan kembali gimana kalau kita kerumah nya lagi besok.” Lanjut Tristan.
“yaudah terserah kamu aja.”  Jawabku malas.

*********
“permisi” Tristan memanggil satpam rumah itu.
“Tristan teman nya riski ya.” Kata satpam itu.
“iya, mau tanya soal riski lagi pak” kata Tristan .
“gini dik “ bapak itu membukakan pagar rumah riski untuk kami.
“riski nya udah balik kemarin. Dia baru aja dibawa pulang sama papa nya dari Amerika.” Bapak itu menjelaskan pada kami.
“dia dari amerika?” Tristan bertanya keheranan.
“iya, diam-diam dia pulang ke amerika tanpa memberitahu siapa pun termasuk mama nya.” Jelas bapak itu lagi. “maaf ya bapak nggak bisa izinkan kalian masuk, ini pesan nyonya mama nya den riski buat nggak ngasih masuk teman-temannya riski.”
 
“nggak apa-apa kok”  sahut ku lagi. “tapi kami boleh nanya-nanya bapak ya soal riski.”
“boleh kok non” kata bapak itu. “gini non, katanya den riski mengalami depresi berat dan membuat nya hampir dikatakan gila.” Jelas bapak itu.

“apa?”  aku terkejut.  Aku dan Tristan saling pandang-pandangan.
“riski gila”  Tristan menambah kan.
“iya” lanjut bapak itu lagi. “uda dulu ya, ntar bapak dimarahi nyonya.”  Bapak itu langsung menutup pagar rumah riski.
“maksih ya pak infonya?” kami meninggalkan rumah riski.












No comments:

Post a Comment

Review ala-ala Kim Ji Young Born 1982

Apa kabar kalian semua? Ku harap kalian baik-baik saja. Selamat menjalani hari ini dan hari-hari selanjutnya dengan kegembiraan :'...