"bi, bibi kok kenal sama
riski...Riski siapa?" Tanya ku pada bibi yang sudah lama bekerja di rumah
nina. “bukannya keluarga nina udah pindah ya?” aku kembali bertanya. “bibi,
bekerja di keluarga riski ya? Aku masih saja terus bertanya.
"oh, den riski ya, Dia itu
kembaran almarhum non nina." Jawab bibi itu.
Aku terkejut dengan perkataan bibi
itu.
"nina kok ga pernah cerita sama
ku kalau dia punya saudara kembar." pikir ku dalam hati.
dari kejauhan aku melihat riski
sedang duduk dengan sebuah paket yang tak asing bagi ku.
"non, bibi tahu pasti non lisa
bertanya-tanya kenapa nina ga pernah cerita kalau dia punya kembaraan."
"iya bi..."
"non, bakalan tahu mungkin den
riski bakalan cerita" kata bibi itu.
"den riski,ini non lisa."
kata bibi itu.
"Apa.......? pikir ku."
itu kan paket yang sama dengan paket yang ada dirumah ku.
Bibi itu pergi meninggalkan kami
berdua di kebun belakang. Aku tidak pernah menyangka kalau orang yang selama
ini mengirim paket-paket itu adalah riski.
"lisa..." kata riski pada
ku.
"apa maksudmu dengan melakukan
ini" tanya ku marah padanya .
"duduk lah dulu biar aku
jelaskan"
"aku tahu kamu marah. Tapi aku
ngelakuin ini semua untuk mu. Aku sudah mendengar cerita tentang mu dari nina
sebelum dia meninggal" Katanya pada ku.
"jadi sebenarnya kamu
siapa riski" Tanya ku.
"aku akan cerita kan. Sebenarnya
aku dan nina itu saudara kembar. Sebelum dia mengenal mu aku dan dia sudah
bersama. kami sempat tinggal bersama disini.
Aku juga sempat mendengar cerita mu dari dia. Kata dia kamu baik, kamu yang
menolong nya saat dia jatuh ditangga dekat sekolah. Kamu juga yang pertama kali
berteman dengan nya.
"jadi, semua nya itu ia cerita
kan pada mu" tanya ku.
"iya. Setiap hari setelah
pulang sekolah dia selalu menceritakan tentang mu. Aku sendiri bosan
mendengarnya.Tapi itu tidak berlangsung lama."
"kenapa? dan kenapa kamu tidak
bersekolah sama dengan nya." Tanya ku lagi. Aku memperhatikan setiap
cerita riski.
"karena aku dan dia saudara
kembar aku tidak boleh bersekolah sama denganya. Bahkan aku harus ikut dengan
ayah ke luar negeri untuk bersekolah di sana. Aku sedih harus meninggalkan ibu
dan nina disini. Tapi itu sudah keputusan ayah dan ibu untuk memisahkan kami.
Mereka takut kalau kami bersama kami tidak akan pernah akur. Padahal mereka
nggak pernah tahu kalau kami itu akrab sekali. Mereka hanya memikirkan
pekerjaan mereka tanpa melihat kami yang begitu dekat tak mungkin terpisahkan.
“memang, selama ini aku nggan pernah
melihat orang tua nina padahal kami sudah dua tahun berteman. Jadi, selama ini
nina kesepian?” Kata ku dalm hati.
Disana aku harus menjalani kehidupan
yang sepi tanpa nina."
" tapi nina ga pernah cerita
sama ku kalau dia mempunyai saudara kembar" Tanya ku.
"jawabannya ada di buku harian
nya ini." Riski menunjukkan buku yang ada diatas meja sebelahnya.
" kenapa kamu harus ikut dengan
ayah mu. Nina juga tidak pernah bercerita tentang ayahnya."
"ayah berkerja disana sampai
sekarang. Aku pergi meninggalkan nya disana karena aku tahu bahwa saudara
kembar ku meninggal. Ayah tidak memberitahu ku tentang hal itu. Ia takut aku
sedih. Nina tak pernah memberi tahu ayah nya pada mu karena ayah telah
memisahkan aku dan dia. Dia merasa ayah begitu kejam memisahkan kami.” Riski
menjelaskan pada ku.
" Ada yang ingin ku tanya kan lagi
pada mu, aku tidak yakin nina meninggal karena kecelakaan malam itu." Tanya
ku padanya.
"ada sesuatu hal yang nina
sembunyikan dari kita. Dia memang meninggal karena kecelakaan, tapi bukan
karena itu saja."
"karena apa riski" tanya
ku padanya penasaran.
" Aku belum tahu"
"ada satu hal yang ingin ku
sampaikan pada mu. Kenapa paket-paket itu kau kirim kan pada ku"
"aku tidak tahu tentang paket
kosong itu, tapi kalau surat itu aku yang mengirimnya." Kata nya padaku.
"jadi, paket-paket itu bukan
kamu yang mengirimnya"
"iya" katanya lagi.
"Jadi paket yang ada disamping
mu itu, paket siapa itu?" Tanya ku lagi.
"paket ini ku temukan di lemari
pakaian nina" Kata Riski.
"Apa yang ada di dalam "
" Sepucuk surat"
"apa isinya." tanya ku
pada riski.
"katanya kamu akan ditabrak
oleh seseorang"
"kapan di kirim" Tanya ku
lagi.
"malam dimana nina datang ke
rumah mu"
"berarti tristan..."
Teriak ku hingga riski terkejut.
" Tristan tahu..." kata
nya lagi.