Thursday 5 April 2018

Pendakian Pertama



Yaps, bulan Mei tahun lalu tahun 2017 di salah satu sudut ruangan kantor, kalau gak salah ingat, hihi kami bertujuh sedang membicarakan rencana untuk melakukan pendakian. Rencana nya sih tadinya kita mau mendaki gunung gede, namun karena beberapa alasan kita mengganti tujuan pendakian. Salah satu alasannya karena beberapa dari kami belum pernah melakukan pendakian sama sekali, terutama aku, dan 3 orang lainnya. Iya, kami takut merepotkan 3 orang lainnya. Tiga orang lainnya, sudah biasa melakukan pendakian saat zaman kuliah dulu, jadi mereka sudah memiliki pengalaman yang cukup. Akhirnya kami bertujuh memutuskan dan sepakat untuk melakukan pendakian ke gunung papandayan.
Awalnya kami kira ini akan menjadi sebuah wacana saja karena melihat kesibukan kami masing-masing. Setelah menunda nya berkali-kali. Akhirnya wacana tersebut teralisasi di bulan oktober.
Perjalanan kami dimulai…
Kami berangkat di jumat malam, setelah pulang kantor. Kami berenam berkumpul dikantor untuk kemudian berangkat menuju rumah salah satu teman kami di Pondok Gede. Kami menggunakan tiga motor dan saling berboncengan dengan tas carrier dipunggung. Kalau diliat-liat uda lebih besaran tas nya daripada orangnya. Gak ngerti ntah kenapa, menurut ku tasnya beratnya minta ampun, hehe. Sampe lupa isinya apaan itu tas. Sesampainya dirumah teman kami, kami sudah kelelahan padahal pendakian saja belum dimulai, haha. Kami menggunakan mobil milik salah satu orang tua teman kami.
Selama hampir 12 jam diperjalanan, akhirnya kami sampai di campdavid. Harusnya sih gak nyampe 12 jam perjalanan, tapi karena kami mengendarai sendiri kami banyak berhenti dan istirahat nya. Kalau dipikir-pikir lebih lama di perjalanan menuju tempat dibandingkan pendakiannya. Sungguh sangat perjuang sekali. Kami sarapan dan beres-beres untuk memulai pendakian. Kami mengeliminasi barang-barang yang harus dibawa dan yang gak perlu dibawah dan ditinggal dimobil. kami memutuskan untuk tidak menggunakan porter dan membawa barang kami sendiri. Kami menyewa tenda disana, harganya cukup murah.
Pendakian dimulai.
Dititik awal pendakian kami sangat bersemangat mendaki. Kalau kata akhyar mah ini bukan apa-apa jalannya. Iya kan itu menurut dia. Di beberapa titik pemberhentian, ada beberapa warung. Disana kita bisa jajan cilok, gorengan, pop mie dan jajanan lainnya, Jadi kalau kesana gak perlu bawa beras dan bahan makanan lainnya karena disana sudah tersedia, kecuali emang mau masak sendiri disana. Tapi kami tetap membawa bahan makanan yang bisa dibilang cukup banyak karena kami memang berencana masak. Disana  juga tersedia kamar mandi. Kalau kata akhyar disini mah enak ada kamar mandi, dan ada warung juga. Jadi sebelum berangkat dia sudah mengingatkan tidak perlu membawa banyak bahan makanan. Hehehe
Tapi sepanjang perjalanan menuju pondok salada, tempat kami akan berkemah, pemandangan indah nan luar biasa ciptaan Tuhan terpampang nyata kehindahannya. Sungguh sangat indah dan luar biasa. Bahkan untuk mengeluh lelah pun tak terucapkan melihat betapa indahnya setiap sisi yang kami lalui. Berjalan bersama tanpa mengeluh lelah, dan saling memperhatikan satu dengan yang lain ketika diantara kami merasa lelah. Sungguh perjalanan yang sangat menyenagkan.
Sesampainya dipondok salada, kami memasang tenda dan segera memasak bahan makanan yang kami bawa. Kata penjaga disana makanan disana harus digantung dipohon supaya babi hutan gak datang ketenda. sebelum kami tiba disana sudah ada beberapa tenda yang diserang oleh babi hutan. jadi, pas malam-malam kita masak, kita mendengar suara aneh-aneh gitu yang kita sangka itu adalah suara babi hutan. karena saat itu kami mikirnya mungkin dia mencium aroma makanan kami, ternyata oh ternyata itu hanyalah suara keisengan tenda tetangga.
Esok harinya kami, berencana untuk melihat sunrise, tapi apa daya karena mungkin kelelahan dan kedinginan, hehe, kami kesiangan. kami melanjutkan perjalanan menuju hutan mati dan tegal alun. Pemandangan nya sungguh indah dan keren. Walaupun jalan menuju kesana nya cukup berliku, hehe.
Setelah kami kembali dari tegal alun, kami siap-siap untuk pulang menuju campdavid dan kembali keJakarta.Perjalanan pulang ini menghabiskan waktu 12 jam karena macet. Lebih lama di perjalanan yaa.kalau dihitung pulang pergi kami 1 hari perjalanan, setengah hari di gunung papadayan, Hehe
Sungguh moment yang luar biasa yang boleh kami habiskan bersama disana, untuk setiap pelajaran yang bisa didapatkan dari perjalanan ini. Untuk setiap perjuangan dan kesabaran dalam menuju pondok salada dan tegal alun. Untuk tidak mengeluh selama perjalanan  pendakian dan juga agar kita juga tidak mengeluh untuk setiap perjalan hidup yang kita lalui. Untuk selalu bersyukur dalam kondisi atau situasi apapun itu. Terima kasih untuk pengalaman pendakian pertamanya, semoga akan ada perjalanan lainnya dilain wkatu.

#DWCjilid12
#Squad3
#Day10




Monday 2 April 2018

Review ala-ala Film Along With The Gods:The Two Worlds

Oke, kali ini aku mau mengulas sedikit film yang beberapa bulan lalu baru saja aku tonton "along with the gods:The Two Worlds".  Ulasan ini mengandung sedikit bocoran jalan cerita film yang bisa mengganggu kalian yang belum nonton, apalagi untuk orang-orang yang gak suka spoiler, hehe.
Jadi nih, ceritanya review ala-ala atau ulasan ala-ala, mana enaknya kalian ajalah.

Film ini sebelum tayang di Indonesia uda jadi perbincangan di negara asalnya Korea Selatan dan beberapa media online yang mengupdate seputaran dunia KPOP. Selain karena akting para pemain yang daebak, cerita unik yang diangkatnya juga sangat menarik. 

Film ini sudah tayang di korea sejak 20 Desember 2017 Tahun lalu. Jumlah penontonnya juga cukup fantastis, hingga mencapai 10 juta penonton lebih dalam kurun waktu 16 hari sejak dirilis. Film ini diangkat dari cerita sebuah webtoon berjudul sama. Film ini mulai tayang di Indonesia sejak 5 Januari 2017. Melihat berita dibeberapa media online korea dan komentar-komentar terkait film ini, serta jumlah penonton yang cukup fantastis membuat diriku tertarik untuk menonton film ini, dan ternyata menurutku pribadi filmnya bagus banget, film ini benar-benar berhasil menguras emosi, dan membuat emosi naik turun.

Film ini di perankan oleh oppa yang uda gak asing lagi yaitu Cha Tae Hyun yang uda sering muncul di berbagai film box officenya Korea. Pertama kali kenal oppa yang satu ini waktu dia main di film hello ghost yang film nya gak kalah bagus dengan film ini. Selain oppa yang satu ini ada beberapa aktor papan atasnya korea yang ikut mengambil bagian yaitu Ha Jung Woo, Lee Jung Jae dan lainnya. Film ini juga melibatkan pemeran pembantu yang cukup menghibur, seperti artis cilik Kim Sun An yang pernah bermain dalam film Train to Busan  dan Battelship Island yang berperan sebagai Dewa Taesan, ada Ma Dong Seok yang juga pernah bermain film di Train to Busan berperan sebagai Dewa Rumah Tangga, dan ada siganteng D.O EXO sebagai Prajurit Won yang tanpa sengaja menembak rekan kerjanya. Yang juga cukup menarik perhatian adalah aktor Kim Dong Wook yang berperan sebagai adik nya Cha Tae Hyun yang meninggal dan menjadi arwah penasaran. Mau tau meninggal kenapa adik nya? tonton segera filmnya, hihi.

Film ini bercerita tentang seorang pria yang berprofesi sebagai petugas pemadam kebakaran bernama Kim Ja Hong yang diperankan oleh Cha Tae Hyun yang meninggal dunia saat bertugas untuk menyelamatkan seorang anak yang terjebak dalam kebakaran. Dirinya terjatuh dari lantai atas gedung itu dan akhirnya tewas.

Atas kebaikannya menolong orang lain, ia dinobatkan sebagai arwah mulia di akhirat, dan berkesempatan untuk reinkarnasi dan dapat bertemu dengan ibu nya melalui mimpi. Saat ia meninggal dunia, ia dijemput oleh 2 pengawal bernama Hewonmak yang diperankan oleh aktor Ju Ji Hoon dan Deok Choon (Kim Hyang Gi), untuk berangkat ke gerbang afterlife. Nantinya para pengawal ini akan menjadi semacam pengacara gitu dalam persidangan, yang akan membela Ja Hong dalam setiap pengadilan atas setiap perilaku yang dilakukannya semasa hidup.

Tapi untuk dapat bereinkarnasi, ia harus melewati 7 pengadilan dalam 49 hari. Tujuh Dewa akan mengadilinya sesuai dengan apa yang dilakukan nya selama ia hidup didunia. Tujuh pengadilan yang harus dilewati adalah pengadilan pembunuhan, kemalasan, ketidakjujuran, ketidakadilan, pengkhianatan, kekerasan dan ketidaksalehan. Kalau Ja Hong tidak berhasil melewati setiap pengadilan ia akan dihukum masuk neraka. Di pengadilan ini juga akan ada semacam jaksa penuntut umum yang akan menyampaikan setiap kesalahan yang dilakukan Ja Hong semasa hidup kepada para Dewa, sehingga para dewa dapat memutuskan berapa lama Ja Hong akan dihukum dineraka sesuai dengan kejahatan yang telah dilakukannya.

Saat dipengadilan pembunuhan, Ja hong akan dinilai apakah semasa hidup ia pernah melakukan pembunuhan. Di pengadilan kemalasan yang akan dinilai adalah apakah si Ja Hong mampu memanfaatkan waktu nya dengan bijak. Nyatanya semasa hidup Ja hong menghabiskan waktunya untuk bekerja sampingan selain menjadi pemadam seperti nolongi kucing, menjadi pelayan di rumah makan, dan banyak hal lainnya. Ja Hong melakukan berbagi pekerjaan sampingan untuk membantu membiayai ibu dan adiknya. Paling suka adegan di pengadilan terakhir dimana membuat diriku menitih air mata, sungguh sangat menguras emosi, dimana ia ingin dihukum atas apa yang ia lakukan. Adegan di setiap pengadilan berhasil membuat penonton merasakan kekhawatiran dan ketakutan seperti yang dirasakan Ja Hong. Adegan dalam setiap pengadilan yang terdapat dalam film ini menyadarkan kita kembali bahwa apa yang kita lakukan semasa hidup ini, kelak harus kita dapat pertanggungjawabkan. 

Si Ja Hong ini sungguh sangat bertekad untuk berhasil melewati ketujuh pengadilan itu agar dapat bereinkarnasi dan bertemu lagi dengan ibunya. Dalam film ini, Ja Hong mempunyai 1 orang adik laki-laki yang sedang wajib militer dan seorang ibu yang bisu. 

Tetapi, proses perjalanan nya untuk melewati ketujuh pengadilan itu mengalami kendala karena adik laki-lakinya Kim Su Hong yang diperankan Kim Dong Wook meninggal dunia saat menjalani wajib militer. Kematiannya tak wajar, sehingga membuat nya menjadi arwah penasaran. Jadi ya, ketika Ja Hong melewati setiap pengadilan itu, ia ditemani oleh 3 pengawal tapi ketika kematiannya dia dijemput oleh 2 pengawal. Pengawal Ketiga bernama Gang Iim yang diperankan aktor Hang Jung Woo. Aku rasa Gang Iim ini yang paling hebat dibandingkan keduanya, meskipun masing-masing dari mereka memliki kemampuan khusus yang berbeda-beda. Agar pengadilan Ja Hong berjalan mulus, ia mencoba mengatasi kendala yang dihadapi Ja Hong dengan mencoba berhadapan dengan roh sang adik agar perjalanan pengadilan Ja Hong berjalan mulus. Untuk lebih tau mendinding di tonton aja. hehe

Jadi, sebenarnya ketiga pengawal ini membantu Ja Hong agar bisa bereikarnasi karena mereka harus menyelesaikan tugasnya untuk membawa 49 orang yang sudah mati bereinkarnasi, agar mereka juga bisa bereinkarnasi. Dan dalam film ini Ja Hong adalah klien mereka yang ke 48 dan sang adik si roh penasaran yang akan menjadi klien ke 49 mereka. Cerita petualangan sang adik melewati ketujuh pengadilan tersebut, dan apakah Ja Hong berhasil bereinkarnasi dan bertemu dengan ibunya serta apakah ketiga pengawal tersebut juga berekarnasi ketika berhasil menyelesaikan tugasnya dengan berhasil membawa roh ke 49 bereikarnasi dan pertanyaan lainnya yang belum bisa terjawab di film ini mungkin akan terjawab di film keduanya yang katanya akan rilis pertengahan tahun ini.

Menurut ku pribadi, beberapa film Korea Selatan masih mengandung unsur-unsur drama, termasuk film ini. Durasi film ini cukup panjang sekitar 139 menit namun kita tidak akan merasa bosan ketika menontonnya karena aksi, cerita, dan akting para pemerannya cukup menghibur. Sinematografi dan visual effect nya gak kalah keren sama film-filmya hollywood walaupun ada beberapa editing yang agak-agak kurang, seperti adegan yang dikejar-kejar ikan megerikan itu agak fail. Penggambaran tempat neraka berhasil membuat diri ini was-was, merasa takut jika berada didalamnya. Adegan pasir, tempat pengadilan dan neraka keren sekali. 

Cerita yang dingkat cukup unik dan berbeda karena menceritakan kehidupan setelah meninggal. Dalam film ini Kita diingatkan pentingnya menjalani hidup di dunia ini dengan benar dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi kedepannya. Selain cerita yang serius, film ini dibumbui dengan komedi yang menggelitik perut dan yang kadang bikin senyum-senyum sendiri. Emosi benar-banar dibuat naik turun, baru saja tertawa di menit sebelumnya dimenit selanjutnya kita sudah dibuat sedih lagi. Paket komplit lah. Dari film ini juga, kita dapat belajar untuk dapat selalu menghargai hidup dan setiap kesempatan yang diberikan pada kita. Terutama bagi keluarga kita dan orang-orang yang sungguh mengasihi kita karena tidak ada yang tau kapan kita akan dipanggil kembali ke sisiNya. Dan kita sebagai manusia tidak luput dari kesalahan.


#DWCjilid12
#Squad3
#Day9

Review ala-ala Kim Ji Young Born 1982

Apa kabar kalian semua? Ku harap kalian baik-baik saja. Selamat menjalani hari ini dan hari-hari selanjutnya dengan kegembiraan :'...